Konsep Zat
Dan Kalor
A. PENGERTIAN ZAT
Zat
secara umum
merupakan segala sesuatu yang memiliki massa dan menepati ruang dimana maksud
dari menempati ruang adalah memiliki volume.
B. WUJUD ZAT
Ciri-ciri zat padat:
a.Mempunyai bentuk yang tetap
b.Mempunyai volume yang tetap
c.Susunan partikel zat padat letaknya teratur dan
berdekatan
d.Ikatan partikel zat padat sangat kuat
e.Tidak mengikuti bentuk tempatnya
Ciri-Ciri
Zat Cair
Zat yang
berwujud cair mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.Bentuk
selalu berubah-ubah sesuai dengan tempatnya.
b. Volume zat cair tetap.
c. Letak molekulnya berdekatan
d. Gaya tank antarmolekulnya lemah.
e. Gerak molekulnya agak bebas, tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya. Hal itulah
yang menyebabkan bentuknya selalu berubah sesuai dengan tempatnya, tetapi volumenya
tetap.
b. Volume zat cair tetap.
c. Letak molekulnya berdekatan
d. Gaya tank antarmolekulnya lemah.
e. Gerak molekulnya agak bebas, tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya. Hal itulah
yang menyebabkan bentuknya selalu berubah sesuai dengan tempatnya, tetapi volumenya
tetap.
Ciri ciri
zat gas
1) Bentuk dan volumenya berubah sesuai dengan tempatnya. (2) Letak antarmolekulnya sangat berjauhan
(3) Gaya tank antarmolekulnya sangat lemah.
(4) Selalu memenuhi ruangan karena gerak molekulnya sangat bebas
C. PERUBAHAN WUJUD ZAT
1. Perubahan secara Kimia
Perubahan ini merupakan proses perubahan suatu zat
yang menghasilkan jenis zat yang baru. Ciri-ciri terjadinya proses perubahan
secara kimia adalah terjadinya perubahan warna, suhu, terjadinya endapan, dan
terjadinya pembentukan gas.
2. Perubahan secara Fisika
Perubahan fisika adalah kebalikan dari perubahan kimia
dimana perubahan wujud zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru.
Salah satu contoh perubahan secara fisika adalah es yang mencair, lilin yang
meleleh, air yang membeku dan lainnya
Mencair, peristiwa
dimana perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Proses ini memerlukan kalor
(energi panas). Contohnya es yang kembali menjadi air.
Membeku, peristiwa
dimana adanya perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan kalor. Contohnya air menjadi es.
Mengembun, peristiwa
perubahan wujud zat menjadi cair, proses ini melepaskan energi kalor. Contohnya
pengembunan.
Menguap, peristiwa
perubahan wujud zat dari cair menjadi zat dan memerlukan energi panas.
Contohnya air yang dimasak lambat laun akan menguap.
Menyublim, peristiwa
dimana terjadinya perubahan wujud dari padat menjadi gas. Proses ini memerlukan
energi panas. Contohnya habisnya kapur barus perlahan-lahan.
Mengkristal, peristiwa
perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contohnya gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi
dengan metode kristalisasi.
D. MASSA JENIS ZAT
Secara matematis, massa jenis dapat ditulis :
Keterangan :
ρ =
Massa Jenis Zat (kg/m3)
m = Massa
Benda (kg)
V =
Volume Benda (m3)
Jadi, untuk menentukan massa jenis suatu zat cukup
mengukur massa dan volumenya. Untuk benda padat yang bentuknya teratur
volumenya dapat dihitung dengan menggunakan rumus, sedangkan massanya dapat
diukur dengan neraca atau timbangan
E. GAYA TARIK MENARIK ANTAR PARTIKEL DAN MENISKUS ZAT
Gaya tarik menarik padatiap partikel memiliki nilai
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh jarak antar partikel yang
bersangkutan. Makin jauh jarak antar partikel maka makin kecil gaya tarik
menariknya. Gaya ini terbagi atas dua yaitu kohesi dan adhesi. Karena adanya
gaya tarik menarik ini, terjadi peristiwa Meniskus permukaan zat cair. Meniskus
merupakan peristiwa melengkungnya permukaan zat cair karena pengaruh gaya
adhesi dan kohesi. Meniskus terbagi atas dua bentuk :
1. Meniskus Cekung
Meniskus ini merupakan bentuk permukaan zat cair yang
cekung. Contohnya seperti permukaan air pada pipa kapiler. Penyebab kecekungan
ini adalah gaya kohesi lebih kecil dari pada gaya adhesi
2.Menikus
cembung
Meniskus cembung merupakan keadan permukaan zat cair
di dalam bejana yang berbentuk cembung. Contohnya seperti permukaan air raksa
pada pipa kapiler. Penyebab kecembungan ini adalah gaya kohesi lebih besar dari
pada gaya adhesi.
F. KAPILARITAS DAN TEGANGAN PERMUKAAN
Kapilaritas adalah
peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair di dalam pipa kapiler atau pipa
sangat kecil (pipa dengan diameter yang sangat kecil).
Tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh selaput yang elastis.
G PENGERTIAN
KALOR
Kalor
adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda ke benda
lainnya karena adanya perbedaan suhu. Ketika dua benda yang memiliki perbedaan
suhu bertemu maka kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
H. RUMUS
DANSATUAN KALOR
Satuan kalor
adalah Kalori (Kal) atau Joule (J). Kalori adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air agar suhunya menjadi 1 derajat Celcius.
Rumus
Kalor :
Keterangan
:
Q
= Kalor (J)
m
: Massa Benda (kg)
c
= Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT
= Perubahan Suhu (oC)
I. KALOR DAN
PERUBAHAN PADA BENDA
1. Kalor
Dapat Mengubah Suhu Zat
Pada hakikatnya,
setiap benda yang suhunya lebih dari nol mutlak, maka benda tersebut memiliki
Kalor. Kandungan kalor inilah yang akan menentukan berapa suhu tersebut.
Apabila benda ini dipanaskan maka benda tersebut menerima tambahan kalor
sehingga suhunya meningkat. Sedangkan apabila benda tersebut didinginkan maka
benda tersebut melepaskan kalor sehingga suhunya menurun.
2. Kalor
Dapat Mengubah Wujud Zat
Beberapa benda
jika diberikan kalor dalam satuan tertentu, benda tersebut akan mengalami
perubahan wujud. Contohnya adalah ketika es dipanaskan (diberi kalor) maka es
(wujud padat) tersebut akan menjadi air (Wujud Gas), dan apabila pemanasan
terus dilakukan maka air tadi juga akan menjadi Gas. Titik dimana suatu zat
akan berubah menjadi Zat Cair disebut Titik Cair atau Titik Lebur benda.
J. KALOR
JENIS DAN KAPASITAS KALOR
Berdasarkan
penelitian didapatkan bahwa jika kalor diberikan pada dua benda yang berbeda,
maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula, Contohnya ketika minya dan air
dipanaskan dengan suhu yang sama maka minyak akan memiliki perubahan suhu 2
kali lebih besar dibandingkan air. Hal Ini disebabkan oleh perbedaan
kalor jenis yang dimiliki suatu benda. Kalor Jenis Benda adalah banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu dari 1 kg massa benda tersebut menjadi 1
derjat celcius. Satuan dari Kalor Jenis adalah Kalori / GramoCelcius
atau dalam Sistem Internasional ditetapkan dengan Joule / KilogramoCelcius.
Kalor Jenis dapat dituliskan dalam persamaan berikut :
Keterangan
:
Q =
Kalor (J)
m :
Massa Benda (kg)
c =
Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT =
Perubahan Suhu (oC)
Sedangkan
kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat
tersebut sebanyak 1 derajat Celcius. Jika kalor Q menghasilkan suhu sebesar t
maka kapasitas kalor dapat dirumuskan
K. PERPINDAHAN KALOR
1.
Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan
Kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat perantara
(logam) tanpa disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut secara
permanen. Contohnya adalah ketika kita memanaskan salah satu ujung logam, maka
ujung logam lainnya akan ikut panas karena terjadi hantaran kalor dari suhu
tinggi ke suhu rendah.
2.
Perpindahan Kalor Secara konveksi
Perpindahan
kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai
dengan perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Konveksi dapat terjadi pada zat
cair atau gas. Ada dua jenis perpindahan kalor secara konveksi, yaitu :
a. Konveksi
Alamiah
Konveksi alamiah
adalah konveksi yang dipengaruhi gaya apung tanpa faktor luar, dan disebabkan
oleh karena adanya perbedaan massa jenis benda.
b. Konveksi
Paksa
Konveksi paksa
adalah konveksi yang terjadi karena adanya pengaruh faktor luar (contoh
tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan sengaja/dipaksakan. Artinya
aliran panas kalor dipaksa menuju ke tempat yang ingin dituju dengan bantuan
faktor luar seperti tekanan.
3.
Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Perpindahan
kalor secara Radiasi adalah proses perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat
perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan konduksi dan
konveksi. Pada Radiasi, agar terjadinya perpindahan kalor, kedua benda tidak
harus bersentuhan karena kalor dapat berpindah tanpa zat perantara.
L. KALORIMETER
Kalorimeter ini
terdiri atas dua buah bejana dari tembaga yang kalor jenisnya belum diketahui.
Bejana tembaga kecil diletakkan dalam bejana lain yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar